“bahasviral.com – JAKARTA – Penelusuran yang dilakukan oleh Koordinator Kelompok Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Natsir Kongah, mengungkapkan bahwa perputaran uang dari praktik judi online (judol) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Saat ini, perputaran uang judol telah mencapai angka ratusan triliun rupiah.”
Natsir mengungkapkan hal tersebut dalam diskusi Polemik yang berjudul ‘Judi Online, Anak Muda, dan Kita’ pada Sabtu (30/11/2024). Menurutnya, PPATK telah melakukan penelusuran transaksi judol sejak tahun 2017. Dari hasil penelusuran tersebut, terlihat bahwa jumlah perputaran uang dari judol mengalami peningkatan hingga 100% setiap tahunnya.
“Pada awal tahun 2017, kami menemukan bahwa terdapat perputaran uang sebesar 2 triliun rupiah. Namun, angka tersebut meningkat hingga hampir 100% menjadi 3,9 triliun rupiah pada tahun 2018,” ungkap Natsir.
Tidak hanya itu, pada tahun 2019, jumlah perputaran uang judol kembali melonjak menjadi 6,1 triliun rupiah. Namun, situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020 membuat angka tersebut semakin meningkat secara signifikan.
“Pada masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, terjadi lonjakan yang luar biasa hingga mencapai 15,7 triliun rupiah. Dan pada tahun 2021, jumlah perputaran uang judol kembali meningkat drastis menjadi 57 triliun rupiah,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, kenaikan tersebut terus terjadi setiap tahunnya. Bahkan, pada tahun 2023, terjadi kenaikan yang sangat signifikan hingga mencapai angka 327 triliun rupiah. “Pada tahun ini, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa perputaran judi online di Indonesia telah mencapai angka sekitar 900 triliun rupiah,” tambah Natsir.
Menanggapi hal tersebut, Budi Gunawan juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap praktik judi online yang semakin meresahkan dan membahayakan masyarakat. Bahkan, sudah jutaan masyarakat Indonesia yang terjerumus dalam praktik judi online. “Saat ini, terdapat sekitar 8,8 juta pemain judi online di Indonesia yang mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah,” ungkap Budi Gunawan dalam konferensi pers di Kementerian Komunikasi dan Digital pada Kamis (21/11/2024).