BahasViral.com – JAKARTA – Bukalapak dimulai dari sebuah kamar kost kecil oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, lalu Fajrin Rasyid semasa berkuliah di tempat Institut Teknologi Bandung. Bukalapak terus menjelma menjadi salah satu e-commerce terbesar di dalam Indonesia hingga masuk ke di jajaran startup unicorn .
Pada tahun 2021 lalu, Presiden Direktur Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin mengatakan, Bukalapak didirikan secara sederhana, tetapi dengan mimpi dan juga visi yang besar bagaimanapun juga dimulai dari kamar kost kecil dengan modal Rp80.000. Bukalapak didirikan dengan mimpi untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui teknologi.
“Kami bermimpi setiap orang mampu punya akses jual beli yang digunakan adil dan juga merata, kami ingin membantu terciptanya affair economy for all,” ungkapnya.
Dalam perjalanannya Bukalapak mengalami perkembangan menjadi platform digital all commerce dengan ekspansi ke lini perusahaan online to offline (O2O), business to business (B2B), finansial, lalu logistik.
PT Bukalapak.com Tbk. terus melakukan ekspansi ke berbagai lini industri lain, termasuk membantu meningkatkan perdagangan para warung tradisional lewat layanan Mitra Bukalapak.
Sejarah Bukalapak
Didirikan pada tanggal 10 Januari 2010, setahun kemudian Bukalapak mendapatkan tambahan modal dari Batavia Incubator, perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang digunakan dipimpin oleh Takeshi Ebihara, Japanese Incubator kemudian Corfina Group). Pada tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan penanaman modal dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu.
Pada bulan Maret 2014, Bukalapak mengumumkan pembangunan ekonomi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan juga GREE Ventures yang dimaksud merupakan bagian dari pendanaan Seri A. Pada Februari 2015, Bukalapak mendapatkan pendanaan Seri B dengan masuknya Grup Emtek yang dimaksud mempunyai stasiun televisi SCTV, Indosiar kemudian O Channel. Emtek masuk ke Bukalapak melalui anak perusahaannya yaitu PT Kreatif Media Massa Karya (KMK Online) dengan nilai Rp439 miliar.
Pada Januari 2019, Bukalapak mengumumkan telah dilakukan mendapat pendanaan dari Asia Growth Fund yang digunakan diprakarsai Mirae Asset serta Naver Corp. Meski menolak memberikan keterangan perihal jumlah agregat dana yang dimaksud diperoleh, namun Mirae Asset mengkonfirmasi nilainya mencapai USD50 jt atau sekitar Rp706 miliar.
Bukalapak sendiri mendapat dana dari Shinhan Financial Group Co Ltd dari Korea Selatan dengan nilai yang dimaksud tidak ada disebutkan. Hal ini merupakan bagian dari pendanaan Seri F yang dimaksud menggenjot valuasi Bukalapak hingga mencapai USD2,5 miliar atau sekitar Rp35 triliun.
Selain Shinhan GIB, Emtek serta beberapa pemodal Bukalapak sebelumnya juga mengikuti pendanaan Seri F. Dalam laporan perusahaan Emtek yang digunakan tercatat di dalam Bursa Efek Indonesia tanggal 27 Mei 2019, PT KMK Online memiliki saham 35,17% saham dalam Bukalapak.