Nyiksa Rakyat, Prabowo Didesak Copot Bahlil Ganti Menteri ESDM

Photo of author

By Fitri Rafifah

BahasViral.com – TANGERANG – Amarah warga pecah pada waktu antre beli LPG 3 kilogram (kg) di dalam Jalan Palem Raya, Cibodasari, Cibodas, Perkotaan Tangerang Selasa (4/2). karena itu kebijakan pembelian LPG 3 kg dari pangkalan ini mengakibatkan antrean panjang kemudian wajib memenuhi persyaratan sebelum melakukan transaksi.

Ruwetnya kebijakan distribusi LPG 3 kg dianggap telah lama menyiksa rakyat. Salah orang Warga Cibodas, Tangerang, Bonar mendesak Presiden Prabowo untuk mengganti Bahlil Lahadalia selaku Menteri Energi kemudian Informan Daya Mineral (ESDM) sebagai pengampu kebijakan terkait distribusi LPG bersubsidi. Sebab, gas merupakan permintaan pokok publik untuk menunjang keberadaan sehari-hari.

“Kalau ada barangnya tiada antre saya, Rp22-Rp25 ribu saya beli, ini tidaklah ada barangnya. Kalau mampu mah menteri cuma dicopot, bilangin Prabowo bagaimana nih anak buah lo,” ujar Bonar untuk SINDOnews di area lokasi antrean.

Bonar mengaku telah terjadi antre sejak jam 7 pagi untuk mendapatkan LPG 3 kg pada pangkalan. Namun hingga pukul 11.00 Waktu Indonesia Barat tambahan gas yang disebutkan belum kunjung didapatkan. Pemakaian gas Bonar sendiri untuk permintaan masak sehari-hari. Sehingga akan sangat merepotkan jikalau harus antre membeli gas setiap saat.

“Kalau saya beli gas untuk sehari-hari. Saya sih mending beli dalam eceran, nilai tukar lebih besar mahal tiada apa-apa, daripada antre begini,” tambahnya.

Warga Tangerang lain, Peris juga melontarkan nada yang mana sejenis akan ketidaknyamanan ini, dikarenakan harus antre belaka untuk membeli LPG 3 kg. Peris mengaku, sudah ada antre lebih banyak dari 1 jam hari ini tapi belum juga mendapatkan LPG 3 kg.

Menurut dia, lebih besar nyaman membeli di dalam warung keolontong meskipun biaya jualnya lebih besar dari Rp19 ribu. Sebab, pada warung eceran Peris biasa membeli gas elpiji sanggup segera diantar ke rumah bahkan dipasangkan oleh penjual gas eceran.

“Ini sudah ada lebih besar 1 jam antre, kalau harga jual memang sebenarnya tambahan terjangkau pada di sini (pangkalan), kalau pengecer biasa nilai tukar itu Rp22-Rp23 ribu, kalau di tempat di tempat ini (pangkalan) Rp19 ribu. Kalau saya pilih di area warung saja, kecuali di tempat di lokasi ini tiada antre, kalau antre mending dalam warung saja,” ungkapnya.

Warga lain, Siti juga mengeluhkan hal serupa terkait panjangnya antrean pembelian gas di dalam pangkalan. Pemakaian gas Siti sendiri untuk mengupayakan aktivitas jualan kue kering di dalam pasar. Ketika mendapatkan gas susah, maka berdampak pada kerugian secara ekonomi yang dialaminya.

Leave a Comment