BahasViral.com – JAKARTA – China ditawari minyak mentah ESPO dari Rusia dengan tarif diskon. Tawaran ini muncul seiring meningkatnya perasaan khawatir melawan sanksi-sanksi baru Amerika Serikat (AS) yang dimaksud menghambat alur logistik kemudian administratif sehingga mempersulit para pembeli. Laporan Bloomberg, mengungkapkan situasi tersebut.
Sanksi yang dimaksud berusaha mencapai perusahaan-perusahaan besar seperti Gazprom Neft juga Surgutneftegaz, tambahan dari 180 kapal tanker minyak yang mana mengangkut minyak mentah dari Rusia, Iran, serta Venezuela juga perusahaan asuransi yang digunakan terlibat di logistik minyak.
Akibat sanksi yang dimaksud kemudian lonjakan biaya minyak global, China untuk sementara menghentikan pembelian minyak mentah Rusia. Meski begitu, China tetap saja menjadi salah satu pembeli terbesar minyak Rusia pada 2024. Seiring dengan sanksi baru yang dimaksud diterapkan AS, biaya pengiriman minyak mentah Rusia ke China meroket hingga lima kali lipat.
Biaya pengiriman awalnya sebesar USD1,5 jt pada awal Januari, sekarang melonjak menjadi USD7 jt di tempat akhir bulan tersebut. Lonjakan biaya ini menyebabkan pengusaha perusahaan China semakin kesulitan juga mengupayakan dia untuk mencari alternatif pasokan dari negara-negara di dalam Timur Tengah, Afrika, lalu Amerika.
Minyak mentah ESPO dikenal mempunyai kualitas yang digunakan lebih banyak tinggi dibandingkan jenis Ural dan juga biasanya diperdagangkan dengan biaya premium, khususnya dalam pangsa Asia. Pada pengiriman minyak mentah ESPO dari pelabuhan Kozmino pada Timur Jauh Rusia, nilai premium pada Maret dijual dengan selisih sekitar USD2-USD3 per barel dibandingkan dengan nilai Brent. Namun, pada Januari biaya premium ini mencapai lebih lanjut dari USD5 per barel.
Minyak yang dikirim dengan kapal tanker yang digunakan terkena sanksi, ditawarkan dengan potongan nilai lebih lanjut besar. Meskipun demikian, perusahaan penyulingan milik China sejauh ini enggan menyetujui secara resmi kontrak pasokan ESPO untuk Februari mengingat risiko juga prospek konsekuensinya.
Sejumlah pedagang serta penjual mulai mempertimbangkan untuk menggunakan terminal minyak yang mana kurang dikenal atau memindahkan muatan di area luar provinsi Shandong sebelum memindahkannya ke kapal tanker lain, guna menghindari sanksi. Namun, langkah ini dapat mengempiskan pengawasan pemerintah lalu menambah biaya yang tinggi, yang tersebut tiada dapat ditanggung oleh banyak kilang.
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, China terus menguatkan hubungan dunia usaha dengan Rusia meskipun Beijing membantah tuduhan bahwa dia mengupayakan upaya militer Ibu Kota Rusia secara langsung. Meskipun begitu, sektor substansi bakar fosil Rusia tetap saja menjadi pendorong utama sektor ekonomi Rusia di dalam berada dalam peperangan skala penuh melawan Ukraina.
Namun, tekanan ekonomi yang digunakan semakin besar memaksa banyak lembaga keuangan China untuk menghurangi proses dengan Rusia, akibat takut terkena sanksi sekunder dari Negeri Paman Sam dan juga negara-negara Barat.