BahasViral.com – JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang juga Industri (Kadin) Indonesia Saleh Husin memacu pemanfaatan gas yang mana lebih lanjut optimal untuk mendongkrak perekonomian. Indonesia memiliki cadangan gas yang tersebut sangat besar mencapai 142,72 TSCF. Namun, hingga ketika ini, baru sekitar 5,494 BBTUB yang digunakan sudah dimanfaatkan.
“Dari jumlah total yang disebutkan 68,2% digunakan untuk konsumsi domestik, sementara 31,8% dikirim ke luar negeri ke lingkungan ekonomi internasional,” ujar ia di Diskusi dialog Tekagama Pertemuan Gas & Petrokimia bertajuk “Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Sektor Bisnis Nasional” pada hari terakhir pekan (21/2/2025).
Saleh menekankan bahwa proses lanjut gas adalah kunci untuk mengoptimalkan prospek energi dengan mengolahnya menjadi produk-produk bernilai tinggi seperti LNG, amoniak, methanol, dan juga biodiesel.
“Hilirisasi gas ini dapat menciptakan nilai tambah yang dimaksud signifikan bagi perekonomian Indonesia,” ujar Saleh.
Namun, Saleh juga mencatatkan data beberapa tantangan besar yang mana dihadapi oleh dunia bidang usaha pada memperkuat hilirisasi. Kesulitan utama adalah tingginya harga jual energi gas alam yang mana masih lebih besar mahal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, juga Malaysia.
Selain itu, permasalahan lain yang dimaksud tidaklah kalah penting adalah sulitnya mendapatkan material baku bidang akibat kebijakan ego sektoral. Bahkan, meskipun tersedia, nilai komponen baku rutin kali tidak ada ekonomis lagi bagi pelaku industri. “Hal ini tentunya menjadi kendala besar bagi bidang di dalam Indonesia yang dimaksud ingin berkembang,” tambahnya.
Tantangan lain adalah biaya logistik yang tersebut masih sangat tinggi, yang menghasilkan barang Indonesia sulit bersaing pada pangsa global. Saleh mengingatkan bahwa untuk meningkatkan daya saing hasil Indonesia di tempat pangsa internasional, sektor bidang harus didukung dengan biaya logistik yang digunakan lebih tinggi efisien.
Lebih lanjut, Saleh menekankan pentingnya peran pemerintah pada menggalang percepatan pengembangan lebih lanjut gas alam. Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan sektor ekonomi 8% yang dimaksud diinginkan Presiden Prabowo Subianto, sektor lapangan usaha Indonesia harus bertambah dan juga berprogres dengan sumbangan lapangan usaha terhadap Ekonomi Nasional minimal 29%.
“Dengan proses pengolahan lebih lanjut yang digunakan tepat, Indonesia dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan juga meningkatkan nilai tambah produk-produk industri,” ujarnya.